Hitung-Hitungan Prof Mikrajuddin: JSS vs Ferry Penyebrangan

Ini adalah tulisan rekan saya, Prof. Mikrajuddin Abdullah, tentang biaya Jembatan Selat Sunda (JSS) versus ferry penyebrangan. Selamat mencermati!

***

Tahun 2008 ada kajian dari JICA tentang pengembangan empat pelabuhan ferry: menghubungkan Bajoe-Kolaka dan Palembang-Muntok (http://www2.jica.go.jp/en/evaluation/pdf/2008_IP-446_4.pdf). Biaya total adalah 3,7 miliar Yen. Jadi, pengembangan satu pasang pelabuhan penyeberangan (dua sisi pulau berhadapan) sekitar 1,85 miliar yen. Jika kita ingin memperbanyak dermaga pelabuhan Merak dan Bakauheni sehingga masing-masing ada tambahan masing-masing 20 dermaga di satu sisi maka investasi yang dibutuhkan sekitar 20*1,85 miliar yen = 36,6 miliar yen. Nilai mata uang yen hampir tidak berubah sehingga saat ini pun nilai pembangunan masih sekitar 36,6 miliar yen = Rp 3,66 triliun.

Pelabuhan Merak memiliki 5 dermaga. Saat lebaran dioperasikan 42 kapal ferry.  Jumlah penumpang yang dapat diseberangkan sehari mencapai 100 ribu orang dan kendaraan puluhan ribu (http://www.bisnis.com/m/angkutan-lebaran-asdp-operasikan-42-kapal-feri-merak-bakauheni). Jika jumlah dermaga ditambah 20 maka jumlah total kapal ferry yang bisa dioperasikan 210 kapal, atau dapat menambah 168 kapal ferry. Ini berarti ada peningkatan daya angkut 500%. Jumlah penumpang yang diangkut bisa mencapai 600.000 per hari dan jumlah kendaraan mencapai 100 ribu/hari.

Untuk penyeberangan pendek tidak perlu kapal baru. Kapal buatan tahun 60-an kadang masih layak dipakai asal beberapa komponen diganti baru. Harganya jauh di bawah harga tersebut. Berdasarkan data http://www.maritimesales.com/SFS10.htm, harga kapal ferry buatan tahun 2005 dengan kapasitas angkut 1550 penumpang dan 195 kendaraan hanya US$ 5,15 juta = 51,5 miliar. Katakanlah ketika sampai di Indonesia harga naik sekitar 2 kali lipat, sehingga harga menjadi Rp 100 miliar. Ini adalah ukuran yang sangat besar. Jika dibeli 168 kapal saja maka hanya dibutuhkan dana Rp16,8 triliun. Kalau menggunakan kapal ini http://www.maritimesales.com/WL10.htm (produksi 1976) maka harga per unit di Indonesia sekitar 60 miliar maka harga168 kapal sekitar Rp 10 triliun. Jadi menambah 20 dermaga baru dan mendatangkan 168 kapal ferry hanya butuh investasi Rp 14 – 20 triliun.

Biaya pembangunan Jembatan Selat Sunda sekitar Rp 225 triliun. Sekarang kita hitung jumlah kendaraan yang dapat melewati jembatan selat Sunda. Misalkan kecepatan kendaraan diambil maksimal 100 km/jam = 28 m/s. Misalkan jarak rata-rata antara 2 kendaraan 40 m (sebenarnya jarak aman sekitar 100 meter). Dengan jarak rata-rata 40 meter maka tiap kendaraan masuk ujung jembatan dalam selang waktu 40/28 = 1,4 s. Maka dalam satu hari maksimal kendaraan yang lewat adalah 24 jam* 60 menit * 60 s/1,4 s = 60.480 kendaraan. Jika JSS memiliki masing-masing 2 jalur maka jumlah kendaraan maksimal yang dapat diseberangkan hanya 2 * 60.480= 120.960 kendaraan. Jika rata-rata satu kendaraan membawa 5 penumpang (ada yang cuma sopir, ada yang penuh) maka jumlah penumpang maksimal yang dapat diangkut per hari hanya 600 ribu orang. Jumlah kendaraan akan lebih kecil dari itu kalau yang lewat juga truk yang memiliki kecepatan di bawah 50 km/jam.

Saat ini, dengan jumlah penumpang yang diangkut kapal ASDP hingga 100 ribu/hari masih terjadi antrian hingga sekian kilometer ke tol Merak. Bagaimana dengan beberapa tahun ke depan ketika jumlah penumpang yang menyeberang melebihi 600 ribu orang/hari? Apakah JSS masih efektif? Tidak mungkin jembatan itu diperlebar. Namun, untuk penyeberangan dengan ferry, tinggal bangun dermaga baru. Saat bukan lebaran atau tahun baru, kelebihan kapal ferry di Selat Sunda dapat digunakan ke pelabuhan penyeberangan lain di Indonesia. Dan bisa juga untuk ngangkut sapi dan bawang dari Nusa Tenggara. Mudah, murah, dan fleksibel.

***

Reposted by

H. Gunawan, 30-7-2013

1 Comment

  1. Terima kasih Pak Hendra Gunawan dan Pak Mikrajuddin. Hitung-hitungan di atas menambah bobot argumentasi bahwa Indonesia ini memang sudah dari “sononya” maritim…Orientasi pembangunannya juga maritim… Membangun JSS adalah pemborosan..

Leave a reply to usthof Cancel reply